Sasuke Vs Kakasi

Minggu, 28 Oktober 2012

HKTI Sulap Lahan Tandus

HKTI Sulap Lahan Tandus



Panen Raya Jagung di Samosir
SAMOSIR- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mampu menyulap lahan tandus menjadi kebun jagung unggulan. Keberhasilan benih jagung hibrida ditandai dengan Panen Raya Jagung di Tolping, Desa Martoba, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Senin (19/3). "Ini tanah tandus, bebatuan. Ini bekas letusan gunung dengan kaderonnya yang tinggi.

Tidak ada istilah tanah tidak subur, kami buktikan bahwa tanah tandus kata masyarakat, HKTI mengubahnya menjadi tanah yang produktif," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPN HKTI, Benny Pasaribu, disela Panen Raya. HKTI patut banggan pasalnya, petani jagung di wilayah tersebut biasanya hanya mampu menghasilkan 4 ton setiap hektarnya.
Namun dengan bibit percontohan dari asil HKTI mampu menghasilkan 8 ton per hektar atau dua kali lipat pipil jagung. "Saya tahu di daerah lainnya yang subur bisa 10-12 ton per hektar. Tapi ini daerah tandus daerah bebatuan. Yang penting bisa meningkat dari yang telah dihasilkan petani selama ini. HKTI membawa teknologi baru ke daerah ini mulai dari benihnya kita pilih, juga cara pemupukannya, airnya pun tidak ada, kita harus ambil air dari danau toba.
Betapa sulitnya petani di sini untuk menanam, tapi ini kita buktikan kalau kita bersama-sama semua bisa," bebernya. Kalau di daerah Jawa, kata Benny, pengairannya sudah sangat bagus. "Di sini (Samosir, Red) tidak ada irigasi, kayu saja malas tumbuh. Kita coba sistem pengairannya dengan menggunakan pipa paralon untuk mengairi ladang jagung. Biayanya tetap saja, antara 6-7 juta per hektar," jelasnya.
Benny menambahkan, bersama pemerintah daerah, pengurus HKTI di kecamatan, termasuk di provinsi hingga tingkat nasional, pihaknya yakin swasembada pangan bisa berhasil. "Tidak hanya jagung, nanti beras, kedelai, tebu, sehingga impor kita bisa dikurangi," tukasnya. Menurut Benny, untuk mengurangi impor, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama meningkatkan produksi di dalam negeri.
"Apapun yang bisa kita lakukan dengan lahan yang tidak begitu bagus, yakin kita bisa," tegasnya. Petani, tandasnya, harus yakin kalau dengan bertani bisa makmur. "Kalau dengan bertani bisa makmur, tidak perlu lagi petani ini pergi ke kota untuk menjadi buruh atau pekerjaan lain. Kalau mindset ini sudah terbentuk, tinggal kita memanfaatkan ilmu pengetahuan kita menggunakan teknologi yang ada," imbuhnya.
Sementara, Ketua Umum DPN Himpunan Keluarga Tani Indonesia (HKTI), Oesman Sapta yang berhalangan hadir, melalui sambutan yang dibacakan pengurus HKTI, Ruslan, mengatakan, HKTI meminta agar pemerintah segera mengambil langkah konkrit menghentikan impor pangan."Termasuk impor jagung.
Dengan menghentikan impor pangan, kita dapat menghemat devisa hingga USD 15 miliar, menyediakan jutaan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," jelasnya. Menurut Oesman, HKTI memiliki berbagai program, terutama melalui alih teknologi dan peningkatan mutu sumberdaya manusia dengan membuat kebun-kebun percontohan dan pelatihan.
Petani di wilayah itu pun menyambut gembira dengan kehadiran bibit jagung hibrida Pertiwi 2 dan 3. Salah satunya, Nasib Silalahi. "Tongkolnya besar dan tidak ada tongkol dua," ujarnya. (yay) (Jawa Pos Jakarta)
 
Panen Jagung Varietas Baru di Pulau Samosir

  panen
SAMOSIR, KOMPAS.com - Jagung hibrida varietas baru, yakni Pertiwi 2 dan Pertiwi 3 dipanen perdana di Pulau Samosir, Sumatera Utara. Jagung hibrida hasil persilangan tunggal itu diproduksi PT Agri Makmur Pertiwi.
Panen dilakukan di lahan percontohan Himpunan Kerukunan Tani di Desa Tolping, Pulau Samosir, Sumatera Utara, Senin (19/3/2012).
Direktur Utama PT Agri Makmur Pertiwi Junaedi, yang merupakan produsen benih jagung Pertiwi 2 dan Pertiwi 3 menyatakan, kehadiran perusahaannya untuk mengimbangi dominasi perusahaan perbenihan multi nasional yang sudah eksis. Dengan adanya perusahaan swasta nasional, akan mengimbangi produsen benih

 multinasional.
Hermas Effendi Prabowo/KOMPAS Panen Jagung Varietas Baru di Pulau Samosir

"Di China, kenapa harga benih jagung hibrida di sana lebih murah 30 persen dibanding di Indonesia. Itu karena ada kompetitor dari perusahaan nasional," jelasnya. Di tingkat petani, harga. Benih jagung Pertiwi 2 dan Pertiwi 3 Rp 45.000 per kilogram dan merupakan hasil persilangan tunggal.
"Tahun ini kami menargetkan memproduksi 2.000 ton benih jagung," katanya. Keunggulan benih jagung Pertiwi 2 lebih tahan penyakit bulai. Pertiwi 3 selain tahan bulai, juga hawar dan karat daun. Untuk Pertiwi 3 tongkol besar sehingga produktivitas rata-rata mencapai 9,4 ton jagung pipilan kering per hektar. Pertiwi 2 tongkol lebih kecil, tapi panjang dengan produktivitas 9,41 ton per hektar.
Umur pertanaman sampai panen 100 hari. Dengan klobot yang sudah kering disaat tanaman masih hijau. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Selain memproduksi benih jagung, PT Agri Makmur Pertiwi juga memproduksi benih sayur semusim. Seperti benih ketimun, tomat cabe, melon, semangka, kacang-kacangan, dan gambas.
Jemat Sebayang petani dari Karo yang juga Ketua Himpunan Petani Jagung Indonesia berharap pertanaman percontohan agar dibuat lebih banyak. Apalagi hasilnya bagus. Petani juga keberatan membeli benih jagung hibrida yang harganya Rp 280.000 sampai Rp 300.000 per kemasan 5 kilogram. Sementara harga jagung di petani rendah, hanya Rp 1.800 sampai Rp 2.000 per kilogram. "Kami minta harha benih jagung ditekan," katanya.
 
Sistem Pertanian di Indonesia

Sistem ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.

Sistem tegal pekarangan berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.

0 Comments:

 

blogger templates 3 columns | Make Money Online